
Meriahkan Peringatan Hari Anak Nasional dengan Kampanye Pencegahan Perkawinan Anak
Mamuju – Perkawinan usia anak
merupakan salah satu tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan hak anak. Pada
kenyataannya, praktek perkawinan usia anak semakin meningkat dimasa pendemi
covid-19. Menurut Mentri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK) Muhadjir Effendy angka perkawinan anak naik hingga 300% dibanding
tahun 2019.
Melihat kondisi krisis tersebut, Yayasan Karampuang bersama Forum Aktifis pereMpuan Muda Indonesia (FAMM-I) memanfaatkan momentum Hari Anak Nasional tahun 2022 untuk melakukan kampanye pencegahan perkawinan anak. Kampanye dipusatkan di Lingkungan Kalukku Timur, Kelurahan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada Senin, 25 Juli 2022.
Kampanye ini dikemas dalam ragam pertunjukan seni dengan topik pencegahan perkawinan anak. Salah satunya pertunjukan teater berjudul ‘Perempuan Dibelenggu Kebisuan’ yang diperankan oleh remaja binaan Yayasan Karampuang bekerjsama dengan Sanggar Merah Putih Kalukku. Pertunjukan tersebut mengisahkan anak perempuan yang harus menanggung beban berat sebagai ibu, cita-cita yang terputus, juga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Marhamah selaku fasilitator remaja dan penulis naskah sekaligus pelatih teater tersebut mengatakan, pertunjukan kali ini menyampaikan pesan dampak buruk dari perkawinan anak. Mulai dari dampak pendidikan, anak harus putus sekolah yang mengakibatkan rendahnya sumber daya manusia (SDM). Dampak kesehatan, anak berisiko lahir stunting, juga tingginya risiko angka kematian ibu dan bayi. Dampak ekonomi, meningkatnya pekerja anak, upah rendah hingga menyebabkan kemiskinan. Serta berbagai dampak lainnya seperti KDRT, kesehatan mental anak dan ibu terganggu, pola asuh yang salah pada anak, identitas anak yang tidak tercatat hingga beresiko perdagangan orang.
Kepala Dinas P3AP2KB Kab. Mamuju, Hj. Masita Syam turut hadir membuka kegiatan. Pada kesempatannya, Masita menyampaikan dukungan atas kegiatan kampanye dalam rangka Hari Anak Nasional 2022. Ia menyadari pentingnya edukasi kepada masyarakat terkait dampak dari perkawinan anak sehingga praktek buruk tersebut dapat benar-benar dihentikan. Tak lupa Masita menyampaikan pesan kepada anak-anak yang hadir untuk terus membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan, hingga dapat mencapai cita-cita, terlebih untuk tidak memikirkan menikah diusia anak.
Selain teater, juga ada pertunjukan seni lainnya seperti tari kreasi oleh anak remaja, rebana oleh kelompok perempuan peduli perempuan dampingan Yayasan Karampuang, music akustik dari sanggar merah putih, serta orasi pencegahan perkawinan anak oleh Direktur Yayasan Karampuang.
*ykm_dhl
Komentar
Tinggalkan Komentar