
PELATIHAN FASILITATOR PARTISIPASI REMAJA BAGI GURU SMP DI KABUPATEN MAMUJU
Mamuju - Yayasan Karampuang Mamuju bekerjasama
dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju mengadakan pelatihan
fasilitator partisipasi remaja bagi guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
ada di Kabupaten Mamuju. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas guru sebagai
upaya peningkatan partisipasi remaja dalam pembangunan melalui pendekatan
Lingkaran Remaja dengan memanfaatkan Kit Remaja yang dikembangkan oleh Unicef
Indonesia.
Berlangsung selama 3 hari, mulai hari Jumat, 10 Desember 2021 hingga Ahad, 12 Desember 2021. Pelatihan melibatkan 14 guru yang berasal dari 7 sekolah. Diantaranya, SMPN 1 Mamuju, SMPN 2 Mamuju, SMPN 3 Mamuju, SMPN 4 Mamuju, SMP IT Buah Hati Mamuju, SMPN 1 Kalukku dan SMPN 1 Simboro.
Hari pertama ada materi ‘Klarifikasi Nilai Remaja’ yang menjelaskan bahwa dalam bidang Psikologi, UNICEF dan WHO mendefinisikan remaja sebagai orang yang berusia 10-19 tahun. Remaja berada dalam masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Artinya, mereka sedang belajar menjadi dewasa. Remaja mengalami perubahan fisik, psikologis, dan sosial.
Juga Ada materi ‘Mengenal Remaja dan Menjadi
Fasilitator untuk Remaja’ yang membahas mengenai bias dan prasangka yang sering
dialami terhadap remaja, dan bagaimana peran fasilitator saat berhadapan dengan
remaja. Selain itu ada materi ‘Hak-hak Anak’, ‘Pengenalan Kit Remaja’ sebagai alat
dan pasokan yang digunakan dalam aktivitas Lingkar Remaja, dan materi ‘Public
Speaking dan Mengelola Kelas’.
Hari kedua mulai mengulas terkait
lingkaran remaja yaitu ‘4 Siklus Lingkaran Remaja’ yang menjelaskan bahwa ada 4
tahapan dalam aktivitas lingkaran remaja yaitu memulai lingkaran – memahami diri
kita – berjaringan – melakukan aksi. Kemudian ada materi ‘Teknik Menfasilitasi’,
lalu Pengenalan dan Penggunaan Kartu Aktivitas (bagian dari Kit Remaja). Lanjut
dengan materi ‘Empati’ dan Diskusi Sensitif Isu terkait Lingkaran Remaja serta
materi ‘Gender, SGBV dan PSEA’.
Sementara hari ketiga ada materi ‘Kesehatan Mental dan Mengelola Stres’, serta ‘Kode Etik Fasilitator’, kemudian Simulasi Penggunaan Kartu Aktivitas oleh Peserta, lalu Tacking Action (Planning, Implementation, Monitoring and Evaluation) kemudian ditutup dengan menyusun Rencana Kerja.
Harapannya, Kit Remaja untuk ekspresi dan Inovasi ini dapat diterapkan dengan mengikutsertakan remaja rentan yang ada disekolah. Melalui metode lingkaran remaja, remaja dapat lebih mengenali potensi dan kekuatan yang ia miliki baik secara personal maupun dalam kelompok. Sehingga mereka mampu berpartisipasi secara bermakna baik di lingkungan sekolah maupun di komunitasnya.
“Alhamdulillah kegiatannya selama tiga hari ini luar biasa, materinya sangat bermanfaat untuk guru-guru dalam menangani masalah remaja di sekolah. Untuk penerapan lingkar remaja disekolah menurut saya sangat baik, karena salah satunya kita bisa mengidentifikasi remaja yang misalnya ada masalahnya, terus kita bisa mengajak remaja lebih mengeluarkan ide fikirannya, lebih bisa berekspresi, warnanya lebih keluar, pokoknya bakat dan minatnya bisa ketahuan.” Nurhaerah (26) – Guru SMP IT Buah Hati Mamuju.
“kegiatan ini sangat menarik, banyak hal-hal baru yang kita dapatkan, seperti bagaimana menangani anak yang bermasalah di sekolah. Hal lain juga yang kita dapatkan, bahwa semua anak itu adalah anak kita, jadi tidak ada perasaan bahwa kita mendidik di sekolah hanya anak-anak yang berprestasi, namun semua anak sama, kita harus memperlakukan dengan sama. Insya Allah kami akan terapkan di sekolah kami, mudah-mudahan membawa perubahan positif. Karena lingkar remaja ini metodenya sangat tepat dan sangat baik diterapkan di sekolah.” Sudirman – Guru SMPN 1 Mamuju.
Komentar
Tinggalkan Komentar